Kisah Mat Punk
Seorang orang tua sedang duduk di kerusi di sebuah taman bunga sambil menikmati udara petang.. Tiba-tiba seorang anak muda bergaya punk duduk di sebelah si atok tersebut...
Rambut anak muda itu dicat kuning dan hijau, sementara rambut-rambut yang berdiri dicat jingga dan ungu. Di sekeliling matanya diwarnakan hitam. Orang tua itu lama menatap si punk tersebut...
Merasa terganggu dengan tatapan orang tua itu.. pemuda punk itu bertanya.. "Eh, pakcik.. kenapa tenung saya macam tu..? apakah dulu waktu muda pakcik tidak pernah buat kerja yang gila-gila?"
Setelah menarik nafas panjang... orang tua itu menjawab.. "Tentu saja pernah. Dulu aku pernah mabuk teruk..
dan ketika mabuk itulah aku merogol seekor burung kakatua. jadi sekarang ini aku keliru... jangan-jangan kamu adalah anakku."
Rambut anak muda itu dicat kuning dan hijau, sementara rambut-rambut yang berdiri dicat jingga dan ungu. Di sekeliling matanya diwarnakan hitam. Orang tua itu lama menatap si punk tersebut...
Merasa terganggu dengan tatapan orang tua itu.. pemuda punk itu bertanya.. "Eh, pakcik.. kenapa tenung saya macam tu..? apakah dulu waktu muda pakcik tidak pernah buat kerja yang gila-gila?"
Setelah menarik nafas panjang... orang tua itu menjawab.. "Tentu saja pernah. Dulu aku pernah mabuk teruk..
dan ketika mabuk itulah aku merogol seekor burung kakatua. jadi sekarang ini aku keliru... jangan-jangan kamu adalah anakku."
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Kisah Razak Membeli Ayam Panggang
Razak pergi ke sebuah restoran kegemarannya dan memesan ayam panggang seekor. Beberapa minit kemudian pesanannya sampai... Tapi sedang dia menikmatinya makanannya, pelayan yang lain menghampirinya dan berkata
"Maaf, Encik... Itu sebenarnya pesanan lelaki yang ada di sana itu. Dan ini merupakan stok ayam terakhir yang kami ada... Maaf ya Encik."
Razak menoleh ke arah lelaki yang ditunjuk, ternyata badannya besar dan gagah.. lalu berkata,"Kerana terlanjur sudah makan sedikit..jadi ayam ini milik saya. lagi pun saya juga membayarnya."
Sementara si pelayan restoran nampak kebingungan, lelaki gagah tadi dengan wajah marah sambil membawa pisau menghampiri Razak.
"Hai budak.. jangan sentuh lagi..!! Apapun yang akan engkau lakukan terhadap ayam itu akan aku lakukan juga terhadap engkau. Kalau kau potong kakinya, aku akan potong kaki engkau. Kalau engkau potong perutnya, aku akan potong juga perutmu. Pendek cerita... apapun yang engkau lakukan, akan aku lakukan juga pada engkau."
Razak terdiam beberapa minit... lalu perlahan-lahan Dia mengangkat ayamnya, membawa ke mulutnya dan menjilat bontot ayam tersebut...
"Maaf, Encik... Itu sebenarnya pesanan lelaki yang ada di sana itu. Dan ini merupakan stok ayam terakhir yang kami ada... Maaf ya Encik."
Razak menoleh ke arah lelaki yang ditunjuk, ternyata badannya besar dan gagah.. lalu berkata,"Kerana terlanjur sudah makan sedikit..jadi ayam ini milik saya. lagi pun saya juga membayarnya."
Sementara si pelayan restoran nampak kebingungan, lelaki gagah tadi dengan wajah marah sambil membawa pisau menghampiri Razak.
"Hai budak.. jangan sentuh lagi..!! Apapun yang akan engkau lakukan terhadap ayam itu akan aku lakukan juga terhadap engkau. Kalau kau potong kakinya, aku akan potong kaki engkau. Kalau engkau potong perutnya, aku akan potong juga perutmu. Pendek cerita... apapun yang engkau lakukan, akan aku lakukan juga pada engkau."
Razak terdiam beberapa minit... lalu perlahan-lahan Dia mengangkat ayamnya, membawa ke mulutnya dan menjilat bontot ayam tersebut...
No comments:
Post a Comment